Selasa, 29 September 2020

POST TES IPS 7A,7B,7C.

Materi : interaksi antar ruang.

Kelas : 7 A,B dan C.

Hari/Tanggal : Rabu, 30 September 2020.

Silahkan kerjakan post tes bulan september di bawah ini, lalu hasilnya difoto dan dikirim melalui wa bpk. Sertakn foto saat mengerjakan dan jgn lupa komentar di blog bpk sebagai pengganti absensi.


 Pilihlah jawaban yang tepat. 

1. Tanpa adanya ruang maka manusia dan semua makhluk hidup lainnya tidak memiliki
     a. tempat tinggal
     b. penghasilan
     c. pekerjaan
     d. perusahaan

2. Dibawah ini adalah ruang mencakup perairan yang ada di permukaan bumi, kecuali ...
     a. Laut
     b. sungai
     c. danau
     d. air tanah

3. Tempat dan unsur-unsur lainnya yang mempengaruhi kehidupan di  permukaan bumi disebut …
     a. batas ruang
     b. batas wilayah
     c. batas negara
     d. batas laut

4. Dengan adanya perbedaan karakteristik ruang di permukaan bumi, maka setiap ruang …
     a. memilki keterkaitan dengan ruang lainnya
     b. tidak memiliki keterkaitan antar ruang
     c. tidak bergantung pada ruang lain
     d. tidak dapat berhubungan dengan ruang lain

5. Di wilayah pegunungan aktivitas penduduk umumnya sebagai …
     a. penghasil sayuran
     b. penghasil ikan bandeng
     c. penghasil garam
     d. penghasil alat elektronik

6. Penduduk dari daerah pegunungan membeli ikan dari penduduk daerah pantai hal ini disebabkan, kecuali ….
     a. perbedaan sumber daya alam
     b. adanya kebutuhan
     c. mendapatkan keuntungan
     d. untuk dibesarkan

7. Interaksi dalam bentuk pergerakan atau perpindahan manusia, contohnya emigrasi, imigrasi, transmigrasi, urbanisasi disebut …
      a. komunikasi
      b. mobilisasi
      c. transportasi
      d. sosialisasi

8.  Interaksi melalui perpindahan ide atau gagasan dan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung disebut ….
      a. komunikasi
      b. mobilisasi
      c. transportasi
      d. sosialisasi

9. Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada wilayah-wilayah yang berbeda jenis barang yang dihasilkannya. Interaksi keruangan ini di sebut ….
      Sebuah. komplementaritas
      b. intervening opportunity
      c. transferability
      d. complement transferability


10.
Manakah kegiatan pertukaran barang (sayuran dengan ikan) yang memberikan kemudahan pengiriman dan biaya yang lebih sedikit (transferability).
a. Bandung – Indramayu
b. Bandung – Cirebon
c. Indramayu – Cirebon
d. Cirebon - Indramayu

Selasa, 22 September 2020

Perubahan Akibat Interaksi Antar Ruang(7A,7B dan 7C)

 Materi : Perubahan Akibat Interaksi Antar Ruang.

Kelas : 7A dan 7 B (jam pertama)

             7C (jam ke 3).

Hari/Tanggal : Rabu, 23 September 2020.

Asslmualaikum anak2 bpk kelas 7 A,B,dan C. yg sholeh dan sholehah, silahkan rangkum materi berikut ini, setelah itu hasilnya di foto dan kirimkan ke wa bapak, sertakan juga foto saat sedang mengerjakan. Jangan lupa beri komentar pada blog bapak ini sebagai pengganti absensi. Selamat belajar dan mengerjakan.


PERUBAHAN AKIBAT INTERAKSI ANTAR RUANG.

Perubahan Akibat Interaksi Antarruang

Perubahan Akibat Interaksi antarruang dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pergerakan orang, barang, gagasan dan informasi. Semua pergerakan tersebut menimbulkan perubahan, baik bagi daerah tujuan maupun daerah asal. Perubahan apa yang terjadi akibat adanya interaksi antarruang? Akibat apa yang ditimbulkan oleh adanya interakasi antarruang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut lakukanlah aktivitas berikut ini!

Aktivitas Individu

Perhatikanlah lingkungan di sekitar tempat tinggal kalian. Adakah yang berubah sejak kalian tinggal di lingkungan tempat kalian tinggal saat ini? Apa yang menyebabkan perubahan di lingkungan tempat tinggal kalian?

Interaksi keruangan meliputi beragam jenis pergerakan seperti perjalanan menuju tempat kerja, migrasi, pariwisata, pemanfaatan fasilitas umum, transmisi infomasi dan modal, wilayah pemasaran kegiatan retail, perdagangan internasional, dan distribusi barang. Semua bentuk interaksi tersebut berdampak pada adanya perubahan. Jika banyak orang dengan berbagai kepentingannya selalu datang pada suatu tempat, maka tempat yang dituju akan berkembang menjadi pusat kegiatan manusia atau sering disebut kota. Jadi, pergerakan orang sebagai bentuk interaksi keruangan menimbulkan perubahan. Berbagai perubahan akibat interaksi keruangan yaitu sebagai berikut.

Berkembangnya Pusat-Pusat Pertumbuhan

Pergerakan orang, barang dan jasa pada suatu lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas manusia pada lokasi tujuan. Pemusatan aktivitas penduduk tersebut kemudian membentuk daerah perkotaan. Daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan suatu wilayah karena sebagian besar aktivitas terkonsentrasi di wilayah perkotaan.

Perubahan Penggunaan Lahan

Aktivitas penduduk yang terus meningkat pada akhirnya akan memerlukan lahan untuk menampung aktivitas tersebut. Semakin banyak penduduk yang datang pada suatu kota akan disertai dengan kebutuhan tempat tinggal. Akibatnya terjadi alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman. Hal yang sama juga terjadi pada industri, perdagangan, jasa, dan lainnya yang memerlukan lahan untuk menampung aktivitasnya. Dengan demikian, terjadi perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke non pertanian (permukiman, industri, perdagangan, jasa, dan lainnya)

Perubahan Orientasi Mata Pencaharian

Interaksi spasial umumnya terjadi karena adanya kepentingan ekonomi, khususnya berkaitan dengan pekerjaan. Daerah yang menjadi tujuan pergerakan penduduk akan dihuni oleh mereka yang memiliki pekerjaan yang beragam. Jenis pekerjaan juga berkembang karena adanya kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin beragam. Orientasi pekerjaan berubah dari yang tadinya berorientasi pada sumber daya alam, khususnya petani, menjadi pekerjaan lainnya.

Berkembangnya Sarana dan Prasarana

Terjadinya pergerakan orang, barang, dan informasi memerlukan sarana dan prasarana. Pembangunan sarana dan prasarana akan semakin meningkat dengan meningkatnya pergerakan tersebut. Kendaraan, jalan, fasilitas umum, pusat-pusat perdagangan, dan lain-lain terus bertambah dengan semakin meningkatnya interaksi keruangan.

Adanya Perubahan Sosial dan Budaya

Adanya pergerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya akan disertai dengan interaksi sosial. Terjadinya insteraksi antaranggota masyarakat tersebut akan disertai pula dengan saling pengaruh, terkait dengan norma dan nilai yang dianut oleh masing-masing individu atau kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat pendatang dan penduduk asli saja memiliki nilai dan norma yang berbeda. Perubahan sosial juga menyangkut perubahan status sosial. Berkembangnya suatu wilayah karena adanya interaksi spasial akan memengaruhi status sosial masyarakatnya. Perubahan juga dapat terjadi pada aspek budaya karena penduduk pendatang dan penduduk asli dapat memiliki budaya yang berbeda.

Perubahan sosial dan budaya pada saat ini tidak lagi hanya karena adanya pergerakan penduduk, tetapi juga karena adanya aliran informasi dari suatu daerah dengan daerah lainnya, bahkan antarnegara atau benua yang jaraknya sangat jauh sekali. Contohnya, gaya busana aktor atau aktris di Amerika kemudian ditiru oleh penduduk Indonesia.

Berubahnya Komposisi Penduduk

Interaksi keruangan dalam bentuk pergerakan orang akan menimbulkan konsentrasi penduduk dalam suatu wilayah. Penduduk tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda, misalnya agama, status sosial, usia, jenis kelamin, mata pencaharian, etnik atau suku bangsa, dan lain-lain. Akibatnya komposisi penduduk berubah dari yang awalnya relatif seragam, misalnya sebagian besar etnik Sunda, kemudian berkembang menjadi beragam etnik.

Kamis, 17 September 2020

Materi Kelas 7A.

  Materi : Bentuk bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. 

Kelas : 7A

Hari/Tanggal : Jumat,  18 September 2020.

Assalamualaikum anak2 bpk yg sholeh dan sholehah. Silahkan beri komentar di blog bpk ini lalu silahkan di rangkum materi berikut ini.  Setelah itu kirimkan foto hasil kerja kalian ke wa bpk dan sertakan foto kalian saat sedang mengerjakan tugas. 

Selamat mengerjakan...!!! 

Peta Fisiografis Indonesia

Jika kita perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya berbagai macam bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya dapat dibedakan menjadi (1) dataran rendah, (2) dataran tinggi, (3) bukit, (4) gunung, dan (5) pegunungan. peta fisiografi Indonesia berikut ini memperlihatkan sebaran dari bentuk muka bumi di bumi Indonesia.

Bentuk Muka Bumi Indonesia
Peta Fisiografi Indonesia
Pada peta fisiografi yang menunjukkan bentuk muka bumi Indonesia, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk memahami maksud peta tersebut, lihatlah legenda atau keterangan peta, warna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, sedangkan warna cokelat menunjukkan pegunungan.


Bagaimana pengaruh keragaman bentuk muka bumi Indonesia terhadap keragaman aktivitas penduduk Indonesia?
Secara umum, setiap bentuk muka bumi selalu menunjukkan bahwa pola aktivitas penduduk yang satu selalu berbeda dengan daerah lainnya. Gambaran tentang keadaan muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

A. Dataran Rendah
Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.

Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
  1. Di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk.
  2. Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang subur).
  3. Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
  4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran rendah.

Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa.

Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air bisa terjadi karena disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Bencana banjir mempunyai beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi (penyerapan) yang baik.
  2. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan akhirnya menggenangi daerah sekitarnya.
  3. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik disebabkan oleh saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.
  4. Air tidak dapat menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air.

Apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini.
  1. Hindari tinggal di wilayah-wilayah yang rentan bahaya banjir, seperti di dataran banjir atau dataran yang biasa terkena banjir.
  2. Tinggikan bangunan tempat tinggal hingga perabotan rumah dan peralatan listrik aman dari genangan air.
  3. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun tanggul yang cukup tinggi untuk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal kita.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Ancaman bencana di daerah pantai yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? kalian sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Jika kalian tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya segera bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kalian tinggal jika gempa kuat terjadi.
  • Jika melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami.
  • Tanda-tanda alam lainnya yang terkadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung.
  • Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kalian harus waspada.
  • Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”,  sebaiknya tetap menjauhi pantai.
Bentuk muka bumi juga mempengaruhi potensi bencana alam, potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Wilayah pantai Indonesia yang berpotensi gempa adalah Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga mungkin terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.

B. Bukit dan Perbukitan
Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung.


Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk.

Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan
adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
  1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
  2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.

  • Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan.
  • Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
  • Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
  • Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air pecah atau retak.
  • Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng.
  • Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru.
  • Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
  • Suara gemuruh bertambah kuat.
  • Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara bebatuan yang saling bertumbukan.



C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk.


Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air).
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng.

Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.



D. Gunung dan Pegunungan
Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi sebagai tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah terjadinya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau.


Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.

Bentuk Muka Bumi
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.

Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya.

Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus kita waspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya-upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita dapat mengerti bagaimana perbedaan-perbedaan aktivitas penduduk dengan berbagai bentuk permukaan bumi, seperti aktivitas penduduk di dataran rendah, aktivitas penduduk di daerah perbukitan, aktivitas penduduk di dataran tinggi dan aktivitas penduduk di daerah pegunungan

Rabu, 16 September 2020

Bentuk bumi dan aktivitas penduduk indonesia (7B dan 7C)

 Materi : Bentuk bumi dan aktivitas penduduk Indonesia. 

Kelas : 7B dan 7C. 

Hari/Tanggal : Kamis,  17 September 2020.

Assalamualaikum anak2 bpk yg sholeh dan sholehah. Silahkan beri komentar di blog bpk ini lalu silahkan di rangkum materi berikut ini.  Setelah itu kirimkan foto hasil kerja kalian ke wa bpk dan sertakan foto kalian saat sedang mengerjakan tugas. 

Selamat mengerjakan...!!! 

Peta Fisiografis Indonesia

Jika kita perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya berbagai macam bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya dapat dibedakan menjadi (1) dataran rendah, (2) dataran tinggi, (3) bukit, (4) gunung, dan (5) pegunungan. peta fisiografi Indonesia berikut ini memperlihatkan sebaran dari bentuk muka bumi di bumi Indonesia.

Bentuk Muka Bumi Indonesia
Peta Fisiografi Indonesia
Pada peta fisiografi yang menunjukkan bentuk muka bumi Indonesia, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk memahami maksud peta tersebut, lihatlah legenda atau keterangan peta, warna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, sedangkan warna cokelat menunjukkan pegunungan.


Bagaimana pengaruh keragaman bentuk muka bumi Indonesia terhadap keragaman aktivitas penduduk Indonesia?
Secara umum, setiap bentuk muka bumi selalu menunjukkan bahwa pola aktivitas penduduk yang satu selalu berbeda dengan daerah lainnya. Gambaran tentang keadaan muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

A. Dataran Rendah
Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.

Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
  1. Di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk.
  2. Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang subur).
  3. Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
  4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran rendah.

Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa.

Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air bisa terjadi karena disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Bencana banjir mempunyai beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi (penyerapan) yang baik.
  2. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan akhirnya menggenangi daerah sekitarnya.
  3. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik disebabkan oleh saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.
  4. Air tidak dapat menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air.

Apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini.
  1. Hindari tinggal di wilayah-wilayah yang rentan bahaya banjir, seperti di dataran banjir atau dataran yang biasa terkena banjir.
  2. Tinggikan bangunan tempat tinggal hingga perabotan rumah dan peralatan listrik aman dari genangan air.
  3. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun tanggul yang cukup tinggi untuk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal kita.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Ancaman bencana di daerah pantai yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? kalian sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Jika kalian tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya segera bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kalian tinggal jika gempa kuat terjadi.
  • Jika melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami.
  • Tanda-tanda alam lainnya yang terkadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung.
  • Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kalian harus waspada.
  • Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”,  sebaiknya tetap menjauhi pantai.
Bentuk muka bumi juga mempengaruhi potensi bencana alam, potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Wilayah pantai Indonesia yang berpotensi gempa adalah Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga mungkin terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.

B. Bukit dan Perbukitan
Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung.


Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk.

Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan
adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
  1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
  2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.

  • Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan.
  • Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
  • Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
  • Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air pecah atau retak.
  • Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng.
  • Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru.
  • Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
  • Suara gemuruh bertambah kuat.
  • Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara bebatuan yang saling bertumbukan.



C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk.


Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air).
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng.

Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.



D. Gunung dan Pegunungan
Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi sebagai tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah terjadinya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau.


Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.

Bentuk Muka Bumi
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.

Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya.

Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus kita waspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya-upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita dapat mengerti bagaimana perbedaan-perbedaan aktivitas penduduk dengan berbagai bentuk permukaan bumi, seperti aktivitas penduduk di dataran rendah, aktivitas penduduk di daerah perbukitan, aktivitas penduduk di dataran tinggi dan aktivitas penduduk di daerah pegunungan